Menu

Pages

Senin, 28 Januari 2013

Coba post Cerpen


Musim Libur tiba. Perasaan senang dan sedih yang kurasakan. perasaan senangnya sekolahan kami akan mengadakan konser bermain alat musik dan perasaan sedihnya aku akan berpisah untuk sementara dengan teman-temanku karena aku akan pulang ketempat asalku. Aku dan teman sekolahku berlatih selama 5 hari untuk mempersiapkan penampilan yang bagus saat konser nanti. Disitu aku akan bermain piano. Kata temanku perpainan pianoku lumayan bagus. Tetapi bagiku permainan piano temanku, Andy lebih bagus dibandingkan aku, karena diamengambil les piano privat yang terkenal di daerah kota ini.
Satu hari sebelum konser kami melakukan gladi untuk penampilan esok. Kami juga akan cabut undi untuk urutan penampilan esok. yang mendapat urutan pertama adalah Andy, sedangkan Aku... Terakhir. Gladi pun dimulai. Sungguh aku terkagum melihat dan mendengar Andy bermain piano. Sangat handal sekali jari-jarinya memainkan tuts piano itu. Musiknya yang indah, pelan, dan seketika mengguncang jiwa membuat aku jadi pengecut untuk bermain. Memang Dia pandai memainkan itu karena les privatnya sedangkan aku, hanya diajari bermain piano bersama nenek dirumah. Mulai dari do re mi sampai sekarang ini. Aku merasa keahlianku masih kurang dibandingkan Andy. Aku putus asa dan melampiaskan hal itu, aku merencanakan untuk tidak tampil besok. Kubilang pada guru pembimbing, Nona Lana dan kurasa aku telah mengecewakan Nona Lana. Aku pulang dengan perasaan yang tak menentu.
Sesampai dirumah nenek membukakan pintu untukku, Nenekku sangat mendukung hobiku, ya tentunya bermain piano. Aku langsung masuk kekamar dan tidak memperdulikan nenek ataupun pertanyaannya walaupun Nenek belum bertanya.
Malam harinya nenek mengetuk pintu kamarku untuk mengajakku minum teh. Aku pun menurutinya. Nenekku bertanya bagaimana keadaan konser sekolah. Aku menjawabnya dengan perasaan sedih. Aku menjawab "Nek, aku sudah memutuskan untuk tidak tampil di konser itu, karena sepertinya aku kurang hebat dalam bermain piano. Buktinya permainan piano temanku, Andy lebih handal dariku." Nenekku langsung meyakinkanku dengan mengatakan "Apakah nenek pernah mengajarkanmu untuk menyerah sebelum perang? Tidak kan? Jika permainan piano temanmu lebih bagus, kau harus berusaha untuk lebih bagus lagi, jangan menyerah seperti ini. Bukankah kau yang mengidam-idamkan untuk ikut konser ini?" dengan nada yang lembut tapi tegas. Aku hanya bisa terdiam. Tiba tiba permasalahan itu hilang dalam sekejap bagaikan angin yang berhembus.
Keesokan harinya Aku bangun pukul 9.45. Aku teringat ucapan nenek semalam. Akupun sadar dengan perkataan nenekku itu. Dengan semangat hati Aku pergi untuk konser piano itu. Konser pukul 10. Aku pun bergegas bersiap-siap dan pergi. Nenekku tersenyum bangga. Sesampai disana sudah terlihat temanku yang tampil diurutan sebelumku sedang bermain biolanya. Aku langsung mencari Nona Lana untuk meminta izin kembali mengikuti penampilan konser ini. Nona Lana pun mengizinkanku. Aku cepat-cepat mengganti bajuku dan bersiap-siap. Perasaan senang, gugup bercampur menjadi satu. Penampilanku pun dimulai, sepertinya penonton cukup menikmati permainanku ini. Setelah selesai Aku membungkuk didepan penonton dan diberi tepuk tangan yang cukup meriah. Dibalik panggung Andy memuji penampilanku, bahkan dia mengajakku untuk les privat bersamanya dengan dia yang membayarkanku. Akupun senang dan bangga akan hal itu. Dalam benakku, Sesampai dirumah aku akan memeluk dan berterima kasih kepada nenekku yang telah memberikanku semangat untuk berjuang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar